9 Tanya Jawab Ustadz Abdul Somad Mengenai Masalah Keislaman, Mulai dari Mertua Matre Sampai Urusan Teroris

- 26 Maret 2022, 13:27 WIB
Ustadz Abdul Somad menjawab sembilan pertanyaan terkait masalah keislaman.
Ustadz Abdul Somad menjawab sembilan pertanyaan terkait masalah keislaman. /Islamic Center NTB

KLIKMATARAM– Ustadz Abdul Somad menjawab masalah keislaman yang ditanyakan oleh jamaah dalam sebuah forum pengajian.

Ustadz Abdul Somad menjawab pertanyaan masalah kislaman dalam video kajian Ustadz Abdul Somad yang diunggah akun YouTube Taman Surga Net.

Apa saja pertanyaan yang diajukan pada Ustadz Abdul Somad atau UAS seputar masalah keislaman? Lalu apa apa jawabannya?

Baca Juga: Wales Singkirkan Austria, Gareth Bale Ungkapkan Kekecewaannya

Simak sembilan peranyaan dan penjelasan UAS berikut ini.

1. Apakah bersentuhan kulit suami istri dapat membatalkan wudhu?

Menurut mazhab Syafii bersentuhan kulit suami dan istri dapat membatalkan wudhu. Alasannya mahram disebabkan nikah.

UAS meminta jamaah membedakan mahram karena nasab dengan mahram karena nikah. Mahram karena nasab adalah antara keluarga sedarah.

Mahram karena nasab dalam kaitannya dengan bersentuhan kulit setelah berwudhu tidak membatalkan wudhu karena karena tidak ada sahwat.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta Terbaru: Nino Kunjungi Elsa di Lapas, Benda Inilah yang Dia Bawa

“Itulah yang dimaksud dengan mahram muabbad atau mahram sampai mati. Kalau sama istri kan kita bersahwat, maka kerena itulah membatalkan wudhu,” jelas UAS.

2. Bagaimana hukum menahan buang angin ketika sholat?

Dalam beberapa kasus sewaktu mengerjakan sholat, seseorang berusaha menahan buang angin demi menjaga sholat hingga rakaat terakhir.

Jamaah menanyakan hal itu karena apakah shalat mereka dibatalkan saja, atau tetap melanjutkan sambil menahan buang angin.

UAS menjawab bahwa menahan angin saat mengerjakan sholat hukumnya makruh. Shalat tetap sah asalkan tidak jadi buang angin karena ditahan.

Baca Juga: Sinopsis Sufiyana ANTV Hari Ini Episode 20: Miajan Murka, Zaroon Diusir dari Rumah, Saltanat Menangis 

“Menhan (buang angin) hukumnya makruh dan sholatnya tetap sah,” kata UAS menerangkan.

3. Bagaimana cara mengatasi orang yang matre?

Istilah matre ditujukan kepada orang yang selalu mengutamakan harta benda terutama uang. Matre adalah terminologi di kalangan anak muda yang merupakan singkatan dari materiatistis.

Terhadap orang yang matre, UAS menjawab agar mereka diingatkan tentang ajal. Sebab harta benda tak dibawa mati.

“Sering-sering bawah dia (orang matre) ziarah kubur, supaya dia mengingat mati,” ujar UAS singkat.

4. Bagaimana mengatasi mertua yang matre?

Terkait orangtua atau mertua yang memiliki sifat selalu mengutamakan harta benda alias matre, UAS menganjurkan tidak langsung dinasehati oleh anak-anaknya.

Baca Juga: Anthony Budiawan Tanggapi Presiden Jokowi yang Marah Soal Impor, Malah Jadi Bumerang Terkesan Tak Tahu Apa-Apa

Mintalah bantuan orang lain yang seusia atau orang yang lebih tua dari mertua atau orangtua.

“Jangan langsung yang menasihati mertuamu, itu tidak akan masuk (diterima). Tapi pakai mulut orang lain, seperti ustadz adakan pengajian di rumahnya dan atur ustadznya untuk membahas tentang mati agar jangan menjadi orang matre,” kata UAS.

5. Apakah boleh bepergian bersama teman perempuan ke luar negeri yang bukan mahram?

Pertanyaan itu diajukan jamaah laki-laki kepada UAS. Jawaban AS pun singkat dan jelas.

“Tidak boleh pergi kecuali dengan mahram,” kata UAS.

Baca Juga: Inilah Rekap dan Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Afrika

6. Bolehkah perempuan bekerja di luar rumah?

Dalam Fatwa Al-Azhar perempuan dinyatakan boleh bekerja di luar rumah. Syaratnya bagi yang sudah menikah, meminta izin pada suami.

Kemudian tidak bercampur laki dan perempuan di tempat kerja, dan tidak meningalkan kewajiban sebagai istri di rumah.

7. Bagaimana cara membangkitkan ekonomi ummat?

UAS menjawab, orang-orang kaya bekerjasama membangun perniagaan, seperti mendirikan toko. Bisa pula memanfaatkan areal masjid untuk membuat toko melayani kepentingan umat.

8. Bagaimana menyikapi seorang kakak yang melarang adiknya mengikui majelis taklim yang dicurigai fundamentalis?

Terhadap pertanyaan itu, UAS menganjurkan untuk tabayyun. Jangan sampai terjadi salah persepsi karena salah informasi

Baca Juga: Nabi Melarang Sujud di Tempat Ini, Simak Ustadz Adi Hidayat Termasuk Juga Cara Berdoa Saat Sujud

“Kenapa salah informasi, karena dia tidak mau tabayyun,” ujar UAS.

9. Bagaimana hukumnya menikahi keponakan dari jalur ayah?

UAS menjelaskan orang yang tidak boleh dinikahi. Mereka adalah ibu, anak, saudara, adik atau kakak ayah, adik atau kakak dari ibu, dan anak dari saudar sendiri.***

Editor: Muhammad F Hafiz

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini