Waspadai Penyakit TBC Laten yang Tidak Terlihat Gejalanya, Tapi Bisa Muncul Kapan Pun

23 Maret 2022, 11:43 WIB
Penyakit TBC laten perlu diwaspadai karena bisa muncul kapanpun tapi tidak terlihat gejalanya. /Pixabay

KLIKMATARAM - Tuberkulosis atau TBC telah menyebabkan 93 ribu kematian per tahun di Indonesia.

TBC perlu diwaspadai masyarakat karena ada dua, aktif dan laten.

TBC aktif yang dapat dilihat gejalanya. Namun, TBC laten-lah yang perlu diwaspadai. Sebab, tidak terlihat gejalanya dan bisa muncul kapanpun.

Baca Juga: Portugal Hadapi Krisis Pertahanan Jelang Laga Lawan Turki

Penyakit TBC laten ini disebabkan oleh bakteri yang bersembunyi di dalam tubuh seseorang. Sehingga orang tersebut tampak tidak memiliki penyakit TBC.

“Penyakit TBC ini disebabkan oleh bakteri. Bakteri TBC ini bisa sembunyi di dalam tubuh dan orang yang kena bakterinya belum tentu terlihat sakit TBC,” kata Ketua Yayasan Stop TB Partnership dr Nurul HW Luntungan MPH mengatakan dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa 22 Maret 2022.

Baca Juga: Sinopsis Sufiyana ANTV Hari Ini Episode 17: Kaynat Tolak Kenakan Gaun dari Hamzah, Nenek Marah Memaksa Ganti

Infeksi TBC laten terjadi saat seseorang yang terpapar kuman TBC namun memiliki imunitas yang bagus sehingga menyebabkan dia tidak bergejala.

Tapi sebenarnya kumah tersebut tidak hilang melainkan dalam posisi tertidur.

“Sehingga sewaktu-waktu kalau daya tahan tubuhnya turun dan lain-lain dia bisa memicu kuman tersebut sehingga terjadi tuberkulosis aktif,” kata Koordinator Substansi TBC, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kemenkes dr Tiffany Tiara Pakasi MA.

Baca Juga: Mencengangkan! dr Zaidul Akbar Ungkap Rahasia Puasa Bagi Penderita Diabetes

Pengendalian TBC laten ini belum lama masuk ke dalam program pemerintah. Ditetapkannya sebagai program eliminasi TBC setelah ada komitmen untuk mengakhiri TBC tahun 2030.

Skrining kontak erat dilakukan melalui pertanyaan dan pemeriksaan dengan tes tuberkulin di kulitnya atau pemeriksaan melalui darah.

Kalau diketahui ada TBC laten maka orang tersebut akan diberikan obat pencegahan TBC.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Bisa Jadikan Turki Pelampiasan

Dalam tes tuberkulin, sejumlah kecil protein yang mengandung bakteri TBC akan disuntikkan ke kulit di bawah lengan.

Bagian kulit yang disuntikkan lalu diperiksa setelah 48-72 jam. Jika hasilnya positif, berarti orang tersebut telah terinfeksi TBC.

Namun, lanjut dr Tiara karena TBC laten tidak bergejala, kebanyakan masyarakat tidak mau melakukan skrining.

Baca Juga: Sinopsis Sufiyana ANTV Hari Ini Episode 17: Sandiwara Kaynat Berhasil, Pernikahannya dengan Hamzah Dibatalkan

Hal tersebut menjadi salah satu hambatan dalam menemukan dan mengobati orang dengan TBC.

“Di sini memang diperlukan juga edukasi. Bagi orang yang diketahui positif TBC minum obatnya tidak sekali minum,” ungkapnya.

Minum obat paling cepat itu 3 bulan seminggu sekali. Ada juga yang 6 bulan tiap hari. Sehingga memang perlu diyakinkan masyarakat yang sudah dites berisiko TBC laten untuk mau minum obat.***

Editor: Dani Prawira

Sumber: Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler