Network
KLIKMATARAM – Drama Korea Snowdrop telah memantik kontroversi tajam dari beberapa sudut pandang politik di satu sisi, dan pandangan nonpolitik dari penggemar di luar Korea Selatan.
Popularitas Snowdrop dan secara umum drama Korea yang mendunia, membuat penggemar di luar Korea ikut campur terkait perdebatan. Meskipun pengetahuan mereka mengenai latar-belakang politik Korea era itu tidak begitu memadai.
Snowdrop adalah drama berlatar 1987 yang menjadi tahun momentum gerakan prodemokrasi. Sehingga tidak bisa dinafikan serial drama ini, meskipun oleh produsernya disebut semata-mata fiktif, tetapi penggambaran momentum seputar rezim diktator tahun itu telah menyakiti mereka yang terlibat dalam perjuangan prodemokrasi.
Baca Juga: Lee Junho dan Lee Se Young Bahas Mengenai Adegan Ciuman di The Red Sleeve
Kontroversi seputar serial drama yang menjadi perdebatan tidak saja di Korea Selatan itu, dikupas media terkemuka Korea Selatan, Korea Joongang Daily dalam sebuah terbitan pekan ini.
Sejak pertama kali ditayangkan pada 18 Desember, perdebatan tentang seberapa jauh fiksi dapat dikembangkan dalam cerita sejarah, terutama periode sejarah yang sensitif seperti demokratisasi Korea 1987, menjadi fokus kontroversi Snowdrop.
Berlatar di Seoul pada tahun 1987, ketika Korea berada di tengah-tengah protes demokratisasi terhadap kediktatoran militer. Jisoo dari group BLACKPINK berperan sebagai mahasiswa Korea Selatan bernama Young-ro. Lawan mainnya aktor Jung Hae-in berperan sebagai Soo-ho, mata-mata Korea Utara yang menyamar sebagai mahasiswa.
Cerita dimulai dengan Soo-ho diburu oleh agen Badan Perencanaan Keamanan Nasional (NSP) Korea Selatan dan bersembunyi di kamar asrama Young-ro. Young-ro dan teman sekamarnya mengira Soo-ho sebagai demonstran pro-demokrasi yang lari dari polisi dan memutuskan untuk menyembunyikan Soo-ho di asrama.
Baca Juga: Munculnya Sosok Bulgasal Jahat yang Mengejar Kwon Nara di Bulgasal Immortal Souls
Artikel Rekomendasi