Janganlah Melupakan Kejayaan Ampenan

- 15 Oktober 2021, 06:40 WIB
Alat transportasi tradisional khas Lombok, cidomo berhenti di depan gapura Kota Tua Ampenan.
Alat transportasi tradisional khas Lombok, cidomo berhenti di depan gapura Kota Tua Ampenan. /KLIKMATARAM/Bambang Parmadi/

KLIKMATARAM - Pelabuhan Ampenan selain menjadi pintu masuk ke Pulau Lombok dari arah barat, pada zaman dulu ketika negeri ini masih bernama Hindia Belanda juga menjadi salah satu pelabuhan perdagangan yang sangat penting di nusantara, khususnya di wilayah Sunda Kecil.

Beberapa komoditas penting dari wilayah ini seperti padi dan juga ternak (sapi dan kuda) dikirim ke luar daerah, bahkan diekspor ke Hongkong, Singapura, dan Eropa dari pelabuhan ini.

Setelah kemerdekaan, kejayaan Pelabuhan Ampenan masih tetap berlangsung. Bahkan, kota kecil ini menjadi kota bandar yang sangat sibuk. Restoran, hotel, pusat pertokoan, juga tempat hiburan seperti bioskop tumbuh dan ikut memutar roda perekonomian masyarakatnya, bersama dengan pergudangan yang banyak  di sekitar pelabuhan dan beberapa pabrik di pinggir kota.

Sampai pada akhir tahun tujuh puluhan ketika pelabuhan ini tidak difungsikan lagi, digantikan oleh Pelabuhan Lembar yang terletak kurang lebih sekitar 30 kilometer dari kota ini di daerah selatan Pulau Lombok.

Sejak itu keramaian Ampenan sebagai kota pelabuhan dan sekaligus sebagai pusat perekonomian di Lombok pun mulai meredup. Tinggal yang tersisa adalah kegiatan pariwisata. Banyak tamu baik wisatawan asing maupun domestik menginap di hotel dan losmen yang ada, dengan destinasi wisata utamanya adalah pantai yang membentang sepanjang kurang lebih 10 km dari bekas pelabuhan hingga ke Desa Batulayar.

Kemudian pada akhir tahun delapan puluhan dibukalah kawasan Senggigi di sebelah utara Batulayar sebagai kawasan wisata. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang pun berlangsung secara masif. Hotel, restoran, toko kerajinan, pusat hiburan malam, semua muncul di Senggigi dan sekitarnya.

Bersamaan dengan itu maka Ampenan pun semakin meredup. Para wisatawan tidak lagi menginap di Ampenan tapi di Senggigi.

Terlebih dengan tumbuhnya pusat perbelanjaan di pusat Kota Mataram, sempurnalah sepi dan pudarnya Ampenan sebagai kota bandar, kota wisata, dan pusat pergerakan ekonomi masyarakat Lombok.

Hari ini Ampenan menjadi kota tua yang tinggal menjadi noktah sejarah dengan berjuta kenangan keramaiannya yang tersimpan di benak generasi tua. Besi-besi tiang pancang bekas penyangga dermaga pelabuhan yang masih kokoh berdiri di tengah hantaman ombak, menara mercusuar, bangunan tua bekas kantor sahbandar, deretan toko-toko tua yang kusam menjadi saksi bisu berjalannya waktu dan bergulirnya sejarah baru.***

Editor: Dani Prawira


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini